Loading...
Rumah

Ini Dia Ciri-Ciri Rumah Tahan Gempa

  • 06 January 2022
  • 3 min read

Oleh Photo by ??????? ?????????? on Unspla

       Memiliki rumah yang aman dan nyaman pastinya dambaan semua orang. Indonesia sendiri diketahui merupakan negara dengan intensitas gempa yang cukup tinggi sehingga bencana gempa bumi ini menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang. Untuk itu, tak jarang jika banyak arsitektur yang kemudian merangcang rumah tahan gempa. Sebenarnya, konsep rumah tahan gempa sudah ada sejak zaman dahulu, terutama terlihat dari rumah tradisional yang sudah ada.

       Kira-kira bagaimana sih ciir-ciri rumah tahan gempa? Penasaran? Yuk kita kupas ciri-ciri rumah tahan gempa.

  1. Kualitas Tanah yang Sesuai

       Kualitas tanah yang dapat digunakan untuk mendirikan rumah tahan gempa harrus memiliki  kepadatan yang mumpuni yakni keras dan tidak porus. Sifat tanah tersebut akan membuat getaran yang terjadi ketika gempa tidak akan mengubah permukaan tanah terlalu ekstrem akibat rusaknya stuktur bangunan bagian bawah.

  1. Denah Rumah yang Simetris dan Sederhana

       Rumah tahan gempa biasanya didesain dengan denah yang simetris dan sederhana. Dengan kata lain bentukkanya simpel dan tidak menggunakan aksen berlebihan. Hal ini disebabkan bentukan rumah yang simetris dapat membantu dalam memperkokoh stuktur dan membuat penyebaran gaya pada rumah lebih merata. Ketika stuktur rumah dibuat simetris tersebut maka rumah mampu menahan gaya ketika gempa dengan lebih baik akibat efek torsi yang berkurang dan kekuatan yang menyebar merata.

  1. Konstruksi Khusus Rumah Tahan Gempa

       Stuktur pada rumah tahan gempa wajib memiliki kemampuan untuk menyalurkan gaya inersia ketika gempa menuju pondasi dan tanah. Hal inilah yang menjadikan tingkat fleksibilitas dari stuktur rumah tahan gempa juga material bangunan yang digunakan memegang peranan penting. Berikut merupakan penjabarannya:

  • Pondasi harus berdiri di tanah yang memiliki permukaan keras dengan kedalaman minimum dari pondasi berkisar 60 hingga 75 cm.
  • Pondasi rumah tahan gempa harus memiliki hubungan yang kuat dengan sloof yang dapat dilakukan dengan membuat angkur di antara sloof dan pondasi pada jarak 1 m.
  • Komponen beton yang digunakan pada rumah tahan gempa seharusnya tersusun dari komposisi pasir seperti agregat halus dan agregat kasar, air, dan semen yang memiliki presisi tepat sehingga dapat meminimalisir risiko terjadinya retakan yang dapat memicu patah atau runtuhnya beton ketika terjadi gempa.
  • Stuktur beton bertulang harus telah dihitung secara mendetail agar dapat menahan beban inersia gempa. Tidak hanya itu, komposisi campuran beton juga harus diukur dan dicampur secara presisi agar beton bertulang memiliki kualitas yang mumpuni.
  • Meminimalisir penggunaan bahan bangunan yang dapat menambah beban dari bangunan ketika terjadi gempa. Anda dapat menggantinya dengan konstruksi atap konvensional menjadi konstruksi baja ringan sehingga tidak menjadi beban yang begitu berat. Untuk material batu bata ataupun batako juga dapat diganti bata ringan agar mengurangi beban bangunan. Dengan menggunakan komposisi material yang tepat, maka dampak gempa yang terjadi pada hunian juga dapat diminimalisir efeknya.
  • Setiap komponen pada rumah tahan gempa juga harus dipastikan terikat satu sama lain sehingga dapat memperkokoh bangunan. Dengan adanya ikatan yang kuat antar komponen maka bangunan juga mampu menyalurkan beban gempa dengan lebih merata.

       Itulah beberapa ciri-ciri dari rumah tahan gempa yang dapat Anda simak sebelum melakukan pembagunan hunian tahan gempa. Rumah tahan gempa ini memiliki sisi keamanan dan membantu menghindari goncangan-goncangan yang terjadi.

Tags:

Artikel yang berkaitan

Top