Penyebab Millenial Sulit Memiliki Rumah Padahal Gaji 2 Digit

       Generasi millenial merupakan generasi Y yang lahir pada rentang tahun 1980 hingga 2000-an awal ketika teknologi sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Generasi millenial ini dapat dikatakan sebagai sosok yang tumbuh dan berkembang di era dimana media sosial dan penggunaan smartphone sudah sangat familiar sehingga dapat dikatakan sebagai generasi yang melek teknologi.

       Sebagian generasi millenial pada tahun 2021 ini sudah memasuki usia produktif yakni usia manusia yang mulai mengemban tanggung jawab untuk bekerja. Seiring perkembangan zaman, terdapat banyak lapangan bekerjaan yang terus mengalami adaptasi sehingga menciptakan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada di masa lampau. Ketika pekerjaan tersebut berhubunga dengan teknologi, maka pemegang peran utama yang terlibat di dalamnya adalah generasi millenial yang dipercaya mahir dalam menggunakan teknologi. Tak jarang juga para pekerja ini memiliki gaji yang cukup fantasis hingga 2 digit sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun anehnya, walaupun banyak generasi millenial yang tergolong memiliki pekerjaan mumpuni tak kunjung memiliki rumah padahal seharusnya sudah dapat menjadi pribadi yang mapan. Lantas apasih penyebab millenial dengan gaji 2 digit ini tak lekas memiliki rumah? Yuk simak pembahasan di bawah ini!

Mengikuti Gaya Hidup Elit dan Trend Masa Kini

       Sebagai golongan masyarakat yang berusia muda maka generasi millenial ini cenderung menikmati hidupnya untuk bersenang-senang. Tidak sedikit generasi millenial yang menghabiskan banyak uangnya untuk mengikuti gaya hidup elit dan trend masa kini. Misalnya saja memilih tinggal di apartemen dengan harga sewa yang tinggi, mengikuti fashion yang sedang trend, membeli barang yang branded, dan gaya hidup mewah lainnya. Tentu saja gaya hidup seperti ini membuat mereka kesulitan untuk menabung walaupun penghasilannya cukup tinggi.

Memiliki Sifat Konsumtif

       Generasi millenial juga dipandang lebih konsumtif dibandingkan dengan generasi lainnya. Hal ini terlihat dari tingginya pengeluaran pada generasi muda tersebut terutama pada kota-kota besar. Budaya nongkrong cantik, staycation, fun riding, dan berwisata tersebut membuat generasi muda menghabiskan banyak uang untuk mengikuti budaya tersebut. Banyak yang rela mengunjungi tempat wisata baru atau kafe baru yang menyajikan makanan enak dan suasana aesthethic dan mengeluarkan banyak uang untuk hal tersebut. Hal inilah yang menjadikan generasi millenial cenderung boros dan konsumtif karena mudah tertarik dengan hal-hal baru.

Merasa Pesimis dengan Pembelian Rumah

       Generasi millenial juga diketahui merasa lebih pesimis untuk mengumpulkan uang demi membeli rumah. Hal ini diakibatkan generasi ini memiliki ego yang cukup tinggi sehingga standar rumah idamannya juga termasuk tinggi. Dengan rumah idaman yang cenderung mewah serta standar tinggi menjadikan generasi millenial pesimis karena harga rumah memang cenderung naik setiap tahunnya. Namun ketika dihadapkan dengan pilihan-pilihan rumah yang sederhana, generasi millenial ini akan merasa malu sehingga memiliki ekspetasi yang tinggi terkait rumah impian yang ingin dimiliki. Konsep pemikiran inilah yang kemudian menyebabkan hanya sedikit generasi millenial yang mampu menabung uang untuk membeli rumah.

Lebih Memperhatikan Tampilan

       Generasi millenial saat ini juga diketahui memiliki sifat baru yakni lebih fokus pada tampilan dan memenuhi standar good looking yang dipuja-puja saat ini. Walaupun memiliki penghasilan yang besar hingga dua digit, namun tidak sedikit generasi millenial yang rela menyisihkan sebagian gajinya bukan untuk dikirim ke orang tua melainkan untuk perawatan tubuh dan muka. Skincare menjadi benda yang paling banyak dicari. Klinik kecantikan pun menjadi sasaran utama untuk memperbaiki tampilan diri. Dengan demikian, banyak generasi muda yang menggelontorkan uang jutaan rupiah hanya untuk membuat dirinya lebih cantik, bersih dan mempebaiki tampilan yang dimiliki.